Minggu, 04 Maret 2012

Dilema Rokok

Rokok, siapa sih yang gak kenal produk satu ini? Khususnya di Indonesia yang terbilang "surga" buat rokok dan para perokok. Lihat aja di setiap jalan pasti ada iklan rokok, mulai dari stiker kecil di tiang listrik sampai billboard berharga puluhan juta. Untuk mendapatkan rokok pastinya juga mudah, di setiap warung pasti jual rokok berbagai merek. Setiap orang bebas beli rokok yang harganya juga muraaaaaah bangeeeet.

Secara pribadi, saya sih nggak keberatan sama hal ini mengingat tembakau dan rokok masih menjadi salah satu pemasok pajak terbesar bagi negara ini, yah istilahnya sin tax lah, pajak dosa. Gimana nggak? Triliunan pajak masuk dari sektor industri ini setiap tahunnya, tapi dilema yang dihadapi ya masalah kesehatan. Selain pajak, kabarnya ada sekitar 6 juta rakyat Indonesia yang bergantung pada produksi tembakau dan rokok. Mulai dari petani sampai pedagang asongan. Jadi menurut saya wajar kalau pemerintah belum juga melakukan langkah berarti untuk memenuhi tuntutan beberapa golongan masyarakat untuk melarang total peredaran rokok di negara ini.

Tapi ya, saya 100% setuju bahwa negara ini perlu peraturan berimbang yang mengakomodasi kepentingan semua pihak. Merokok memang menimbulkan bahaya bagi kesehatan, setiap orang perlu tahu hal ini, jadi kita perlu edukasi. Nah kalau sudah diinformasikan tapi tetap ngotot merokok ya risiko tanggung sendiri. Untuk orang-orang yang ngotot ini, pemerintah perlu menyediakan tempat khusus merokok supaya asap rokok yang berbahaya itu tidak mengganggu orang-orang yang tidak merokok dan tergolong benci rokok. Selain itu, beri hukuman yang jelas dan tegas bagi perokok yang melanggar area merokok ini.

Peraturan lain yang harus dibuat adalah usia minimum untuk membeli rokok, jadi anak-anak gak bisa beli rokok, meskipun dengan alasan disuruh bapak, ibu, kakak, eyang, om, tante, buyut, atau siapa pun juga. Sama lah dengan minuman keras, kan gak bebas diperjualbelikan.

Buat nonperokok, harus juga berani menegur orang yang merokok sembarangan. Saya mah sebel banget kalau ada yang merokok di angkot. Biasanya saya langsung tutup hidung terus saya pelototin biar dia ngerasa sendiri. Kalau masih ngotot merokok baru saya tegur. Kalau nggak berhenti juga ya saya yang turun dari angkot itu.

Saya juga suka heran sama perokok bapak-bapak yang melarang anaknya merokok tapi kok ya mereka merokok di depan anaknya. Mereka tahu bahaya rokok buat anaknya tapi merokok sambil gendong anaknya yang masih bayi, atau merokok di motor saat antar anaknya sekolah. Mbok ya asapnya ditelan sendiri! Bisa? Nggak kan? makanya jangan merokok saat ada nonperokok di sana, terutama anak-anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar